Kemenperin revitalisasi Sentra IKM Kulit Manding di Jogja untuk tingkatkan ekspor produk kulit. Ekspor naik 8% jadi peluang besar industri lokal. Foto: Kemenperin

Ekspor Produk Kulit Naik, Kemenperin Genjot Sentra IKM Kulit di Yogyakarta

Kilasinformasi.com, Yogyakarta, – Industri kulit di Indonesia tengah menunjukkan tren positif. Salah satu indikatornya, nilai ekspor produk kulit nasional tahun 2024 tercatat menembus angka USD 4,6 miliar, tumbuh sekitar 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Fakta ini menjadi bukti bahwa potensi industri kulit dalam negeri masih sangat besar dan perlu terus didorong, salah satunya melalui penguatan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun bergerak cepat dengan memaksimalkan program pembinaan dan fasilitasi di berbagai daerah. Salah satu fokus utamanya tahun ini adalah pengembangan Sentra IKM Kulit Manding di Bantul, Yogyakarta, yang dikelola melalui UPTD Ndalem Kulit Jogja (NKJ). Revitalisasi UPTD ini telah direalisasikan sejak 2024 lewat Dana Alokasi Khusus (DAK), mencakup pembangunan fasilitas fisik, pengadaan alat produksi, hingga pelatihan SDM.

Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan, terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, atas sinergi dalam pengembangan UPTD NKJ. Menurutnya, pembenahan sentra IKM seperti ini penting untuk memperkuat ekosistem industri dari hulu ke hilir, termasuk hilirisasi bahan baku lokal menjadi produk bernilai tambah.

Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenperin Kerja Sama dengan Australia: Meningkatkan Kualitas SDM Industri Furnitur Indonesia

Lebih dari sekadar fasilitas produksi, UPTD NKJ dirancang sebagai pusat layanan komprehensif bagi perajin kulit. Mulai dari pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, promosi, pengembangan kemitraan, hingga akses pasar ekspor akan tersedia di sini. Saat ini, sudah ada 42 IKM yang aktif memanfaatkan fasilitas UPTD NKJ.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produk kulit merupakan salah satu dari empat komoditas ekspor unggulan dari Provinsi DIY. Dari total ekspor kulit nasional, alas kaki berbahan kulit mendominasi dengan nilai USD 3,1 miliar atau sekitar 69 persen. Disusul oleh tas dan produk serupa berbahan kulit senilai USD 1,1 miliar.

Angka-angka ini menegaskan bahwa DIY, khususnya Yogyakarta, punya posisi strategis dalam peta industri kulit nasional. Karena itu, pengembangan Sentra IKM Kulit Manding bukan hanya penting untuk Yogyakarta saja, tetapi juga sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat industri berbasis budaya dan keahlian lokal.

Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenperin Dukung Penguatan Branding IKM Kosmetik dan Obat Tradisional Lokal

Tak hanya mengandalkan pendanaan pemerintah, Kemenperin mendorong agar ke depan UPTD NKJ dapat mulai mengadopsi skema pembiayaan mandiri yang bersumber dari APBD atau retribusi, tentunya sesuai regulasi yang berlaku. Hal ini penting untuk keberlanjutan program.

Selain itu, UPTD NKJ juga akan disinergikan dengan berbagai lembaga dan balai pelatihan, seperti Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), BBSPJIKKP, hingga BBSPJIKB. Kolaborasi lintas sektor diharapkan mampu memperkuat daya saing dan inovasi pelaku IKM kulit.

“Fasilitas ini harus menjadi ruang kolaborasi. Bukan hanya tempat produksi, tetapi juga tempat belajar, berinovasi, dan naik kelas,” ujar Reni menegaskan.

Dengan berbagai program yang disiapkan, Sentra IKM Kulit Manding diharapkan menjadi model pengembangan IKM berbasis daerah yang sukses dan dapat direplikasi di wilayah lain. Tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membawa nama Indonesia harum di pasar ekspor global.

Sumber: Kemenperin

About KatalisInfo

Check Also

Warisan Ilmu KH Sholeh Darat Jadi Sorotan Dunia, Pemkot Semarang Dorong Gelar Pahlawan Nasional

Katalisinfo.com, Semarang – Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang bersama Universitas Diponegoro dan Arsip Nasional Republik …