Lapas Batang bekerja sama dengan DLH bangun IPAL untuk kelola limbah WBP, wujudkan pengelolaan ramah lingkungan dan tahan lama.
Kilasinformasi.com, Batang — Dalam langkah konkret menjaga kelestarian lingkungan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Batang menjalin sinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang. Kolaborasi ini difokuskan pada pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di area dalam Lapas, guna mengatasi limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas keseharian para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Lapas Batang, Nurhamdan, menegaskan pentingnya proyek IPAL ini sebagai solusi jangka panjang untuk menekan potensi pencemaran lingkungan. “Kami ingin memastikan limbah rumah tangga yang berasal dari kegiatan para warga binaan dapat dikelola secara sistematis agar tidak mencemari lingkungan sekitar,” ujarnya saat diwawancarai Kemarin
Langkah ini bukan sekadar bentuk kepatuhan terhadap regulasi lingkungan hidup, tetapi juga bagian dari komitmen Lapas dalam menerapkan prinsip-prinsip pemasyarakatan berbasis rehabilitasi dan tanggung jawab sosial.
Baca Juga, Kilasinformasi: Buka Puasa Bersama Petugas dan Warga Binaan Lapas Batang
Sebagai bagian dari proses awal, DLH Kabupaten Batang melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang direncanakan menjadi titik pembangunan IPAL. Dipimpin oleh Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (P2KL) DLH, Taufik Kurnianto, tim teknis menelusuri area saluran air dan struktur lahan di dalam kompleks Lapas.
“Pembangunan IPAL memerlukan perencanaan teknis yang matang agar pengelolaan limbah air bisa berjalan secara efektif, efisien, dan tentunya sesuai standar lingkungan yang berlaku,” jelas Taufik.
Tim DLH juga memberikan masukan terkait desain sistem filtrasi dan pemanfaatan limbah yang bisa didaur ulang, sebagai upaya mendorong pengelolaan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan permasalahan jangka pendek, tetapi juga memberi manfaat ekologis jangka panjang.

Limbah domestik di dalam lembaga pemasyarakatan sering kali menjadi isu tersembunyi yang belum banyak mendapat perhatian. Padahal, kegiatan sehari-hari warga binaan seperti mencuci, memasak, hingga mandi, menyumbang volume limbah yang cukup signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kualitas air tanah dan kesehatan lingkungan di sekitarnya.
Dengan pembangunan IPAL ini, Lapas Batang mengambil peran aktif dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang tidak hanya aman, tetapi juga sehat dan berwawasan lingkungan. Ini sekaligus menjadi contoh nyata bahwa lembaga pemasyarakatan bisa menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar tempat pembinaan narapidana.
Baca Juga, Kilasinformasi: Isi Kegiatan Ramadan, WBP Lapas Batang Ciptakan Miniatur Kapal Pinisi dari Limbah Kayu
Kolaborasi antara Lapas Batang dan DLH Kabupaten Batang mencerminkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menghadapi persoalan lingkungan. Di tengah isu perubahan iklim dan krisis ekologi, pendekatan kolaboratif seperti ini menjadi kunci dalam membangun tata kelola limbah yang berkelanjutan.
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, pembangunan IPAL ini juga bisa menjadi pintu masuk bagi program edukasi lingkungan bagi warga binaan. Dengan pelatihan pengelolaan limbah, para narapidana dapat dibekali keterampilan praktis yang bermanfaat pasca pemasyarakatan. (AS Saeful Husna Kabiro Batang)
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya