Ipda Densy dan suaminya membangun PAUD dan panti asuhan gratis di NTT demi masa depan anak-anak kurang mampu, tanpa sponsor, hanya dengan cinta dan iman.
Kilasinformasi.com,Belu, NTT – Di sudut perbatasan Indonesia–Timor Leste, di tengah kerasnya tugas menjaga wilayah, seorang anggota Polri menjalankan misi yang lebih sunyi, namun sangat bermakna: membangun masa depan anak-anak yang nyaris kehilangan harapan.
Namanya Ipda Ristiany Densy Doko, Kanit SPKT 3 Polres Belu. Bersama sang suami, Aipda Nikodemus Dubu, ia mendirikan Yayasan Gracia Hati Mulia di Atambua Selatan, Kabupaten Belu. Yayasan ini menaungi Panti Asuhan dan PAUD Elshaddai, tempat pendidikan gratis untuk anak-anak dari keluarga tak mampu.
Yang membuat kisah ini menyentuh adalah kenyataan bahwa semua biaya—dari seragam, buku, makan, hingga pendidikan—ditanggung sendiri oleh pasangan ini. Tanpa sponsor besar, tanpa donatur tetap. Semuanya mengalir dari gaji mereka sebagai abdi negara dan sedikit penghasilan dari usaha kos-kosan.
Baca Juga, Kilasinformasi: Polri Tuntaskan 3.326 Kasus Premanisme Lewat Operasi Serentak
“Kami hanya ingin hidup kami berarti bagi orang lain,” tutur Ipda Densy, menahan haru saat menceritakan tekad yang lahir dari pengalaman pribadi ketika ia divonis sakit berat pada 2019. Dalam titik terendah hidupnya, ia bernazar: jika Tuhan beri kesempatan hidup, maka ia akan membaktikan diri untuk membantu sesama.
Nazarnya menjadi nyata. Kini, sebanyak 99 anak telah dibina melalui yayasan tersebut. Sebanyak 13 di antaranya tinggal penuh di panti asuhan, mendapatkan dukungan penuh untuk makan, pendidikan, dan kehidupan sehari-hari. Anak-anak lainnya tetap disantuni meski tinggal bersama keluarga masing-masing.
“Bukan karena kami kaya, tapi karena kami percaya bahwa tangan yang memberi tidak akan pernah kekurangan,” kata Ipda Densy.
Di balik dedikasi luar biasa itu, terselip pula tantangan berat. Untuk membeli seragam siswa saja bisa menghabiskan lebih dari belasan juta rupiah. Buku tulis dan bacaan mencapai Rp 8 juta per semester. Namun pasangan ini tidak pernah menghitung pengorbanan itu sebagai beban. Bagi mereka, investasi sejati adalah masa depan anak-anak.
Salah satu guru PAUD Elshaddai, Rulyin Vinelsye Djami, bahkan menyebut Ipda Densy layak dinominasikan untuk Hoegeng Awards 2025, penghargaan bagi anggota Polri yang bekerja dengan integritas dan keteladanan.
“Beliau membangun sekolah dan panti ini bukan karena berkelebihan, tapi karena hati yang luar biasa besar,” ujar Rulyin.
Baca Juga, Kilasinformasi: Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Kematian Mahasiswa UKI
Apa yang dilakukan Ipda Densy dan suami adalah bentuk nyata dari polisi humanis—menjaga bukan hanya wilayah, tapi juga harapan dan masa depan generasi muda. Di tengah tantangan hidup di daerah perbatasan, Yayasan Gracia Hati Mulia berdiri sebagai simbol cinta kasih yang tak lekang oleh waktu.
Kisah mereka menjadi pengingat, bahwa harapan bisa tumbuh di tempat yang tak terduga. Bahwa cinta, ketika digerakkan oleh ketulusan, bisa menyulut terang bahkan di sudut terjauh negeri ini.
Sumber: Mabes Polri
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya