Katalisinfo.com, Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menunjukkan capaian penting dalam sektor kesehatan. Data Dinas Kesehatan hingga pekan ke-37 tahun 2025 mencatat penurunan angka kematian ibu dari 14 kasus menjadi 10 kasus, sementara angka kematian bayi turun drastis dari 139 menjadi 76 kasus.
Capaian ini disampaikan Penjabat Sekretaris Daerah Kota Semarang, Budi Prakosa, dalam Rapat Kerja Kesehatan (Rakerkes) 2025 yang digelar di Hotel Harris Semarang. Rakerkes menghadirkan jajaran pemerintah, tenaga medis, akademisi, organisasi profesi, dan kader masyarakat.
Budi menegaskan, kesehatan merupakan hak dasar warga sekaligus fondasi kemajuan kota. Ia mengingatkan agar capaian penurunan kematian ibu dan bayi tidak membuat lengah. “Ini harus jadi pemacu agar setiap anak lahir sehat dan setiap ibu selamat. Semua pihak perlu bergerak bersama, bukan hanya tenaga medis, tetapi juga masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot juga menaruh perhatian serius pada pencegahan stunting dan kesehatan anak. Menurut Budi, perhatian sejak masa kandungan hingga usia dini akan sangat menentukan kualitas generasi emas 2045.
Sebagai strategi, Pemkot Semarang tengah mengembangkan peta risiko kesehatan di setiap wilayah. Peta ini akan memudahkan identifikasi masalah, menentukan prioritas, sekaligus memastikan intervensi sesuai kebutuhan masyarakat.
Apresiasi pun diberikan melalui kegiatan GEMILANG kepada organisasi profesi yang berkontribusi besar dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, seperti POGI, IDAI, serta Tim AMPSR. “Kolaborasi dengan tenaga medis dan organisasi profesi terbukti memberi dampak nyata bagi warga,” kata Budi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan kesehatan, mulai dari TBC, stunting, hingga kesehatan mental. “Urusan kesehatan tidak bisa hanya diserahkan kepada Dinas Kesehatan. Kita butuh keterlibatan dari camat, lurah, hingga kader RW,” jelasnya.
Salah satu program inovatif yang kembali diperkuat adalah Blokosuto dengan sembilan kelas tematik, mencakup pencegahan penyakit menular, imunisasi, hingga kesehatan mental dan perilaku hidup bersih.
Dengan langkah konkret ini, Pemkot Semarang optimistis dapat memperluas jangkauan layanan, menekan angka kematian ibu dan bayi lebih rendah lagi, serta memastikan akses kesehatan yang berkualitas bagi seluruh warga.
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya