Santri Al-Hamidiyah, Amira Syauqiyah, siap tampil di AYIMUN Bangkok 2025. Membawa semangat pesantren dalam forum diplomasi global untuk perdamaian dunia.
Kilasinformasi.com, Depok— Pesantren Al-Hamidiyah Depok kembali menorehkan prestasi di panggung internasional. Kali ini, Amira Hasyah Syauqiyah, santriwati kelas XII Madrasah Aliyah, berhasil lolos seleksi ketat dan terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam ajang Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) ke-17 yang akan digelar pada 2–5 Mei 2025 di Bangkok, Thailand.
AYIMUN merupakan forum simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diikuti pelajar dan mahasiswa dari berbagai negara di Asia. Dengan tema “The Voice of Reason: Maintaining A Level-Headed Approach To A Turbulent Times”, forum ini menjadi ruang strategis bagi generasi muda untuk berdiskusi tentang isu-isu global dan mengasah keterampilan diplomasi.
Terpilihnya Amira di antara ribuan pendaftar bukan hanya membanggakan lingkungan pesantren, tapi juga menegaskan bahwa santri memiliki peran besar dalam isu-isu global. Kepala Pesantren Al-Hamidiyah, Prof. Dr. KH. Oman Fathurrahman, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian Amira. Ia menyebut bahwa kiprah santri dalam forum seperti AYIMUN sejalan dengan nilai-nilai pesantren yang menekankan pentingnya kontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan kemanusiaan global.
“Ini mengingatkan saya pada sejarah panjang diplomasi pesantren, seperti yang dilakukan KH. Achmad Sjaichu dalam Kongres Organisasi Islam Afrika-Asia pada 1965. Kini, semangat itu diteruskan oleh generasi muda seperti Amira,” ungkap Kyai Oman.\
Baca Juga, Kilasinformasi: Wildani Hefni: Perjalanan Seorang Santri Menjadi Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember
Bagi Amira, ini bukan pengalaman pertamanya tampil di ajang internasional. Sebelumnya, ia sudah lebih dulu membawa nama Indonesia di “The 8th Belt and Road Teenager Maker Camp and Teacher Workshop” yang diselenggarakan di Yunnan, Tiongkok, tahun 2024. Rekam jejak ini menjadi bukti nyata bahwa lingkungan pesantren mampu mencetak generasi muda yang siap tampil di level global.
Kemampuan Amira bukan hanya terletak pada kecakapan akademik, tetapi juga pada keberaniannya menyuarakan gagasan dan berdialog tentang perdamaian dunia. Pesantren yang selama ini kerap dipersepsikan semata sebagai tempat menimba ilmu agama, kini menunjukkan bahwa lulusannya juga bisa menjadi pemikir dan diplomat muda yang membawa misi kemanusiaan.
Keikutsertaan Amira di AYIMUN menjadi cerminan transformasi pendidikan pesantren. Dari yang dulunya dianggap tradisional dan terbatas dalam lingkup lokal, kini terbukti mampu beradaptasi dengan tantangan zaman dan berkiprah secara global.
Baca Juga, Kilasinformasi: Jurnal JIL IAIN Pontianak Tembus Peringkat Q1 Asia
Forum seperti AYIMUN tidak hanya memperkaya wawasan peserta soal hubungan internasional, tetapi juga memperkuat nilai-nilai toleransi, dialog lintas budaya, serta keterampilan berpikir kritis—semua itu penting untuk membentuk pemimpin masa depan yang inklusif dan visioner.
Dengan mengusung semangat dari pesantren, Amira akan membawa suara santri Indonesia dalam percakapan global tentang perdamaian dan keberlanjutan. Ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis nilai keagamaan mampu bersinergi dengan tantangan dan kebutuhan dunia modern.
Kiprah Amira membuka jalan inspiratif bagi santri lain di seluruh Indonesia. Dalam era keterbukaan informasi dan kolaborasi global seperti sekarang, kehadiran santri di forum internasional bukan lagi sebuah kemewahan, tetapi kebutuhan. Mereka adalah duta-duta masa depan yang dapat menjembatani nilai-nilai kearifan lokal dengan isu global, serta menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif dan damai.
Sumber: Kementrian Agama
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya