Kilasinformasi.com, Sleman – Sebuah langkah strategis dalam pemenuhan gizi masyarakat resmi dimulai di Sleman. Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar, meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bumdes Tridadi, Kamis (8/5), di kawasan wisata edukasi Puri Mataram, Beran, Tridadi, Sleman.
Dalam peresmian yang turut dihadiri oleh Bupati Sleman Harda Kiswaya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, dan Wakil DPRD Sleman Ani Martanti, Muhaimin menandatangani prasasti sebagai simbol dimulainya operasional SPPG.
Tak hanya meresmikan, Muhaimin juga meninjau langsung proses produksi Makanan Bergizi Gratis (MBG), program nasional yang bertujuan untuk mengatasi ketimpangan gizi di kalangan anak-anak dan masyarakat rentan.

Muhaimin menilai keberadaan SPPG di Bumdes Tridadi tak sekadar mendukung program MBG, tapi juga menjadi katalisator bagi penguatan ekonomi lokal.
“Ini bukan hanya tentang makanan bergizi, tapi tentang bagaimana desa bergerak. Bumdes Tridadi telah menjadi mitra aktif Badan Gizi Nasional yang mampu memberikan dampak ganda—baik secara ekonomi maupun sosial,” ujar Muhaimin.
Ia menekankan pentingnya menjadikan Bumdes Tridadi sebagai percontohan nasional. “Bumdes lain di seluruh Indonesia perlu belajar dari Sleman. SPPG ini menciptakan ekosistem ekonomi yang memberdayakan masyarakat, mulai dari petani hingga pelaku UMKM.”

Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menyambut baik kunjungan dan dukungan dari pemerintah pusat. Ia menegaskan komitmen Pemkab Sleman dalam mendukung program Makanan Bergizi Gratis.
“SPPG ini menjadi jembatan antara kebijakan nasional dan kebutuhan riil masyarakat. Kami berharap ini benar-benar bisa membantu pemenuhan gizi anak-anak di Sleman,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keberadaan SPPG menjadi bentuk konkret sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan desa. Bukan hanya menjadi dapur produksi, tetapi juga sarana edukasi masyarakat akan pentingnya konsumsi gizi seimbang.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa SPPG memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sebagai dapur produksi Makanan Bergizi Gratis. Kedua, sebagai tempat interaksi antara satuan pelayanan dan produsen. Ketiga, menjadi pusat pengawasan kualitas melalui kehadiran ahli gizi yang memastikan bahwa makanan yang diproduksi sesuai dengan standar kebutuhan gizi nasional.
Menariknya, SPPG ini akan mendapatkan alokasi dana sekitar 8 hingga 10 miliar rupiah per tahun. Dari jumlah tersebut, 85 persen dialokasikan untuk membeli bahan baku dari petani lokal. Ini sekaligus mendukung rantai pasok lokal dan memperkuat ketahanan pangan desa.
Baca Juga, Kilasinformasi: Sri Sultan Resmikan IGD Dual Function RS Grhasia Sleman
Program ini bukan hanya solusi atas persoalan gizi, tetapi juga contoh bagaimana pendekatan lintas sektor dapat menghadirkan solusi berkelanjutan. Ketika dapur SPPG memasak, ia juga ‘menghidangkan’ peluang bagi petani lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong edukasi gizi di tingkat akar rumput.
SPPG Bumdes Tridadi bisa menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan paralel dengan program nasional, menghasilkan dampak yang lebih luas dari sekadar angka statistik gizi. Ini adalah investasi sosial jangka panjang yang layak dikembangkan ke wilayah lain di Indonesia. (Ari Gan)
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya