Tazbir Abdullah, mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY, membacakan puisi kritik sosial "Negara dan Puasa" tentang korupsi dalam acara buka puasa bersama di Yogyakarta. foto: Hermanto

Tazbir Abdullah: Kritik Sosial Lewat Puisi di Bulan Ramadan

KilasInformasi.com, 20 Maret 2025, -Tazbir Abdullah, sosok yang dikenal di dunia pariwisata, sastra, dan jurnalistik, kembali menetap di Yogyakarta setelah menyelesaikan tugas kedinasannya. Mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY yang juga pernah bertugas di Kementerian Pariwisata RI ini kini aktif menulis puisi sebagai refleksi sosial, terutama dalam isu-isu demokrasi, hak asasi manusia, dan pemberantasan korupsi.

Pada Rabu (19/3/2025), Tazbir membacakan puisinya dalam acara buka puasa bersama perwakilan DPD Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Sleman di Narasa Restoran, Bantul. Salah satu karyanya yang berjudul Negara dan Puasa mendapat perhatian karena mengangkat tema korupsi dalam konteks Ramadan.

Tasbi4 Abdullah Bersama Jurnalis IWO-I Sleman(foto hmt]

“Indonesia negara besar, besar pula masalahnya, Rakyat sedang gusar, korupsi di mana-mana,” kutipan puisinya menggambarkan keresahan terhadap korupsi yang masih merajalela. Menurut Tazbir, Ramadan seharusnya menjadi momentum introspeksi dan menahan diri, termasuk dalam hal korupsi yang berakar pada ketidak mampuan mengendalikan diri.

Puisi sebagai Sarana Kritik dan Refleksi

Tazbir Abdullah mulai dikenal sebagai penyair sejak karyanya yang berjudul Aku Terlanjur menarik perhatian akademisi. Seorang profesor bahkan mendorongnya untuk mempublikasikan puisinya di sebuah situs web. Semasa pandemi, ajakan seorang rekan penyair untuk membaca puisi semakin membangkitkan semangatnya dalam berkarya dan tampil di berbagai acara.

Baca Juga, Kilasinformasi : Tazbir Abdullah: Puisi Sebagai Cermin Sosial dan Seruan Moral

Kini, puisinya sering menghiasi berbagai momen budaya, mulai dari pembukaan pameran seni hingga parade bunga. Ia juga baru saja membacakan karya di pameran anggrek dan dijadwalkan tampil di pameran seni di Jalan Wonosari pada 10 April 2025.

“Puisi bukan sekadar karya sastra, tetapi juga panggilan moral,” ujar Tazbir. Ia berharap, melalui puisinya, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kejujuran, keadilan, dan keberanian melawan ketidakadilan. Ramadan, menurutnya, adalah waktu yang tepat untuk memperkuat komitmen dalam membangun negeri yang lebih baik.
(HMT)

About KatalisInfo

Check Also

TPK Sleman Diperkuat, Pemkab Fokus Bangun Kolaborasi dan Data Akurat untuk Turunkan Kemiskinan

Sleman, Katalisinfo — Pemerintah Kabupaten Sleman terus memperkuat strategi penanggulangan kemiskinan melalui revitalisasi kelembagaan Tim …