Kurikulum Berbasis Cinta hadir untuk membentuk generasi unggul dengan nilai-nilai humanis dan moral. Pendidikan ini diharapkan menciptakan insan yang nasionalis, toleran, dan penuh cinta untuk masa depan Indonesia. foto : tangkapan layar Kemenag.go.id

Kurikulum Berbasis Cinta: Menciptakan Insan Humanis

Kilasinformasi.com, 4 Maret 2025, – Untuk menciptakan generasi lebih humanis dan berkarakter, pendidikan di Indonesia kini memasukkan konsep baru yang dinamakan Kurikulum Berbasis Cinta. Konsep ini bertujuan untuk membentuk individu yang nasionalis, toleran, berwawasan lingkungan, serta mengedepankan nilai-nilai cinta dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Nyayu Khodijah, pendidikan bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter serta menanamkan nilai-nilai moral yang kuat. Ia menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi ruang bagi perkembangan karakter yang selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

baca Juga, Kilasinformasi : Kerja Sama Indonesia dan Swiss untuk Penguatan Pendidikan Vokasi Berbasis Dual VET

“Kurikulum ini diharapkan bisa menciptakan insan-insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berbudi pekerti dan mampu menunjukkan rasa cinta terhadap Tuhan, sesama manusia, alam, serta bangsa dan negara,” ujar Nyayu dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (3/3/2025).

Lebih lanjut, Nyayu menyampaikan bahwa kurikulum berbasis cinta ini hadir sebagai respons terhadap fenomena dehumanisasi yang belakangan semakin marak di masyarakat, yang menimbulkan ketakutan, kebencian, serta konflik. Untuk itu, nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, toleransi, dan kesetaraan harus dipromosikan dan dijadikan dasar dalam setiap proses pendidikan.

Baca Juga, Kilasinformasi : Pesantren Ramadan : Membangun Karakter Lewat Moderasi dan Ibadah

Kurikulum berbasis cinta ini tidak memperkenalkan materi baru, melainkan mengintegrasikan prinsip cinta dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada. Penerapan kurikulum ini dimulai dari tahap apersepsi, di mana pembelajaran dimulai dengan kesadaran untuk mencintai Tuhan, sesama, alam, serta bangsa. Pada tahap inti, materi-materi yang berhubungan dengan kurikulum ini akan diselipkan dalam setiap pelajaran, dan di tahap penutup, akan ada refleksi berupa evaluasi diri serta tindak lanjut untuk menciptakan kehidupan yang penuh rasa saling menghargai dan menyayangi.

Dengan hadirnya kurikulum ini di lingkungan pendidikan Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), serta Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), diharapkan para peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki kepribadian unggul, berkarakter kuat, dan siap berkontribusi positif bagi bangsa.

Sumber : Kementrian Agama

About KatalisInfo

Check Also

Warisan Ilmu KH Sholeh Darat Jadi Sorotan Dunia, Pemkot Semarang Dorong Gelar Pahlawan Nasional

Katalisinfo.com, Semarang – Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang bersama Universitas Diponegoro dan Arsip Nasional Republik …