Serapan gabah oleh Bulog pada panen raya 2025 melonjak 2000 persen, berkat kebijakan HPP baru. Pencapaian ini jadi kado istimewa Lebaran dan sinyal kuat swasembada beras.
Kilasinformasi.com, 1 April 2025, – Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh prestasi bagi sektor pertanian Indonesia, khususnya dalam hal serapan gabah oleh Perum Bulog. Pada panen raya kali ini, serapan gabah tercatat mengalami lonjakan yang sangat signifikan, dengan angka peningkatan mencapai lebih dari 2000 persen dibandingkan tahun 2015. Pada 2015, Perum Bulog hanya mampu menyerap 30.964 ton gabah, sementara tahun ini, angka tersebut melonjak menjadi sekitar 725.513 ton.
Kenaikan serapan gabah yang luar biasa ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menetapkan harga pembelian gabah (HPP) kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram, yang sebelumnya hanya Rp5.500. Langkah ini mendapat sambutan positif dari banyak pihak, termasuk kementerian terkait, karena dianggap sebagai pencapaian penting menuju swasembada beras.
Rektor IPB University, Arif Satria, turut mengapresiasi hasil yang dicapai oleh Perum Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan). Menurutnya, lonjakan serapan gabah ini adalah “kado istimewa Lebaran” bagi masyarakat Indonesia.
“Ini merupakan prestasi luar biasa yang patut dipertahankan,” ujarnya, menilai bahwa kolaborasi antara Kementan dan Bulog telah berhasil meningkatkan hasil produksi dan serapan gabah hingga mencapai angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Arif juga menekankan pentingnya menjaga kualitas gabah agar tidak hanya kuantitas yang meningkat, tetapi juga mutu beras yang diproduksi.
“Penting untuk meningkatkan kualitas gabah agar beras yang dihasilkan juga berkualitas tinggi. Ini adalah langkah berikutnya yang harus ditempuh,” tambahnya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Harga Gabah Tidak Boleh Turun, Mentan Amran Ingatkan Bulog HPP Tahun Ini Rp6.500 Perkilogram
Analis komunikasi politik Hendri Satrio memberikan pujian atas pencapaian ini, dengan menyebut bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi yang solid antara berbagai lembaga, terutama di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Menurut Hendri, sektor pangan sangat krusial untuk masa depan bangsa, sehingga keberhasilan dalam meningkatkan serapan gabah merupakan langkah penting yang patut diapresiasi.
“Pangan adalah sektor dasar yang menentukan nasib bangsa kita ke depan. Jadi, saya sangat mengapresiasi kinerja Bulog dan Menteri Pertanian yang terus bekerja keras untuk meningkatkan produksi dalam negeri,” ujar Hendri, menyoroti pentingnya sektor pangan dalam pembangunan nasional.
Sebagai informasi, per 28 Maret 2025, total serapan gabah tercatat mencapai 725.513 ton, yang setara dengan beras, dan meningkat 2.243 persen dibandingkan dengan 2015 yang hanya mencapai 30.964 ton. Peningkatan ini juga terlihat signifikan dibandingkan dengan serapan tahun lalu yang hanya tercatat sebesar 35.040 ton. Rata-rata serapan gabah selama periode 2015 hingga 2024 adalah sekitar 152.082 ton. Angka ini menegaskan pencapaian luar biasa yang berhasil diraih pada tahun ini.
Peningkatan Produksi Beras dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada Januari-Maret 2025 mengalami lonjakan sebesar 52,32% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, dengan total produksi mencapai 8,67 juta ton. Potensi luas panen padi pun mengalami peningkatan signifikan, mencapai 2,83 juta hektar.
Proyeksi untuk periode Januari-April 2025 menunjukkan produksi beras akan mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, dengan perkiraan produksi padi mencapai 13,95 juta ton, naik 25,99% atau sekitar 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Faktor utama yang mendukung lonjakan ini adalah kebijakan pemerintah yang menetapkan harga HPP gabah pada angka Rp6.500 per kilogram, serta penghapusan berbagai bentuk fraksi dalam proses pembelian gabah. Kebijakan ini memberikan kepastian kepada petani bahwa gabah mereka akan dibeli dalam kondisi apapun, yang secara langsung mendorong petani untuk lebih giat dalam memanen hasil pertanian mereka.
Baca Juga, Kilasinformasi: Mentan Amran Fasilitasi Kesepakatan Bulog dan Penggilingan Padi Serap Gabah 2,1 Juta Ton Beras
Menurut Hendri Satrio, keberhasilan ini juga tidak lepas dari komunikasi yang baik antara pemerintah, Bulog, dan Kementan. Komunikasi yang efektif ini memungkinkan koordinasi yang lancar, termasuk dalam alokasi anggaran yang lebih besar, sebesar Rp16,6 triliun untuk Perum Bulog. Langkah ini memberikan dukungan yang signifikan dalam memastikan kelancaran proses serapan gabah dari petani.
Satrio juga menyoroti peran besar yang dimainkan oleh Kementerian Pertanian dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia, dengan kebijakan yang mendorong produksi beras dalam negeri. Menteri Pertanian Amran Sulaiman, menurut Hendri, menunjukkan pemahaman yang mendalam akan pentingnya kolaborasi antar kementerian dan lembaga, serta pentingnya keterlibatan pihak-pihak di tingkat lapangan seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Sumber: Pertanian.go.id
Katalis Info – AKtual,Informatif,Terpercaya Aktual,Informatif.Terpercaya