Industri AMDK harus melalui studi hidrogeologi, izin SIPA, dan pengawasan ketat agar air pegunungan aman, berkualitas, dan berkelanjutan. Foto : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.

Proses Panjang dan Ketat Industri Air Minum Dalam Kemasan untuk Jaga Kualitas Air Pegunungan

Jakarta, Katalisinfo.com — Kesegaran air minum dalam kemasan (AMDK) bukan hanya soal rasa, tapi juga hasil dari proses ilmiah dan pengawasan ketat agar air pegunungan tetap aman, berkelanjutan, dan terlindungi dari kontaminasi.

Apa yang terjadi?
Sebelum pengeboran dilakukan, industri AMDK wajib melalui studi hidrogeologi mendalam untuk memastikan sumber air berasal dari akuifer dalam yang kaya mineral dan relatif lebih aman dibandingkan air permukaan. Studi ini melibatkan analisis canggih, termasuk teknologi isotop, dengan biaya tidak sedikit.

Siapa yang terlibat?

  • Dasapta Erwin Irawan, Pakar Hidrogeologi dan Wakil Dekan ITB, menekankan pentingnya kajian ilmiah dan perlindungan daerah resapan air.

  • Irwan Iskandar, Pakar Hidrologi ITB dan Ketua PAAI, menyoroti regulasi ketat, termasuk izin dan pengawasan operasional.

  • Perusahaan AMDK, yang harus mematuhi kuota pengambilan air harian dan melapor data produksi.

Di mana?
Proses ini berlangsung di lokasi sumber air pegunungan di seluruh Indonesia, dengan pengawasan Badan Geologi Kementerian ESDM.

Kapan?
Pengawasan dan studi dilakukan sejak tahap awal perencanaan sumur hingga operasional harian AMDK, termasuk uji pemompaan selama 72 jam non-stop untuk memastikan kemampuan akuifer melakukan recharge.

Mengapa penting?
Untuk menjaga keberlanjutan sumber air, melindungi masyarakat sekitar, dan memastikan industri AMDK mematuhi aturan. Setiap penurunan kuantitas air yang signifikan bisa menyebabkan pengurangan atau pencabutan izin.

Bagaimana prosesnya?

  1. Studi hidrogeologi dan pemetaan daerah resapan sebelum pengeboran.

  2. Mendapatkan Izin Penggunaan Air Tanah (SIPA) dan membayar Nilai Perolehan Air (NPA).

  3. Pengawasan konstruksi sumur oleh Badan Geologi: kedalaman, desain, dan kualitas air.

  4. Uji pemompaan marathon untuk memastikan kemampuan recharge akuifer.

  5. Pemantauan berkelanjutan melalui sumur pantau di sekitar lokasi.

  6. Penetapan kuota pengambilan air harian yang dihitung mempertimbangkan pengguna lain.

Dasapta menekankan, “Kecepatan infiltrasi air hujan ke dalam tanah sangat lambat, tapi itu yang membuat air akuifer dalam kaya mineral dan aman.” Sementara Irwan menegaskan, “Industri AMDK tidak bisa seenaknya mengambil air tanah pegunungan; semua tahap diatur ketat oleh hukum dan diawasi secara real-time.”

Dengan mekanisme ini, AMDK tidak hanya menjaga kualitas dan kesegaran air, tetapi juga memastikan sumber daya air tanah tetap lestari bagi generasi mendatang.

sumber : infopublik

About KatalisInfo

Check Also

Warisan Ilmu KH Sholeh Darat Jadi Sorotan Dunia, Pemkot Semarang Dorong Gelar Pahlawan Nasional

Katalisinfo.com, Semarang – Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang bersama Universitas Diponegoro dan Arsip Nasional Republik …